Soal Jatuhnya Tiangong-1, Lapan: Indonesia Belum Aman
01.52 |

Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menyebutkan, wilayah Indonesia masuk ke dalam salah satu titik pendaratan stasiun antariksa milik China, Tiangong-1.
Berdasarkan laporan yang disampaikan China kepada PBB pada Desember 2017, Tiangong-1 memakai methylhydrazine dan dinitrogen tetroxide untuk materi bakarnya.
Pada laporan tersebut diungkapkan bahwa dari hasil analisis, sisa materi bakar (dalam jumlah yang tidak banyak lagi) kemungkinan akan terbakar dan musnah bersama bagian-bagian stasiun ketika memasuki fase re-entry atau masuk kembali ke atmosfer.
Kendati begitu, sebagaimana detikINET kutip dari situs orbit sains LAPAN, Kamis (29/3/2018), diperkirakan ada bab stasiun yang masih tersisa dan hingga ke permukaan Bumi dalam bab kecil, sehingga masyarakat perlu waspada.
Baca juga: Instagram Ini Penuh Cerita dari Luar Angkasa |
Lembaga pemerintah non kementerian ini memprediksi waktu jatuhnya Tiangong-1 ke Bumi, pada 1 April 2018 pukul 08:57 WIB +/- jam.
![]() |
LAPAN mengatakan, ketika ini masih terlalu dini untuk memprediksi lokasi atmospheric reentry secara lebih akurat.
Dari pemantauan dan prakiraan tersebut, LAPAN memperlihatkan kesimpulan sementara bahwa Indonesia belum sanggup dinyatakan kondusif dari kejatuhan Tiangong-1, stasiun antariksa pertama milik China yang berbobot 8,5 ton.
Di samping itu, diimbau epada masyarakat jikalau menemukan bab dari pecahan benda antariksa, disarankan segera menghubungi kepolisian terdekat. Jika perlu, mereka sanggup menghubungi LAPAN dan instansi terkait lainnya.
"Masyarakat yang merasa melihat insiden re-entry-nya di langit sanggup menghubungi Pusat Sains Antariksa LAPAN," kata LAPAN.