Stasiun Antariksa China Jatuh, Sudah 200 Km Di Atas Indonesia

shares

Ilustrasi Tiangong-1 jatuh ke Bumi. Foto: Daily MailIlustrasi Tiangong-1 jatuh ke Bumi. Foto: Daily Mail

Jakarta - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memantau kondisi terkini terkait jalur Tiangong-1. Sebab, stasiun antariksa pertama milik China tersebut akan mengalami fase re-entry atau kembali ke atmosfer dan jatuh ke Bumi.

Terbaru, melalui Track-It sebuah sistem pemantau benda jatuh dari antariksa buatan LAPAN, menemukan bahwa Tiangong-1 sempat melintasi wilayah Indonesia di atas ketinggian sekitar 200 kilometer. Itu berlangsung pada pukul 00.00 WIB kemarin.

Kondisi tersebut diumumkan oleh LAPAN melalui akun Instagram miliknya. Track-It, mendeteksi Tiangong-1 dengan wahana antariksa lainnya, menyerupai Iridium 13 yang diatas ketinggian 641 kilometer, Atlas 2A Centaur R/B ketinggian 4.894 kilometer, hingga Ariane 5 DEB ketinggian 4.723 kilometer.

Dari sistem Track-It ini menyebutkan Tiangong-1 yang diluncurkan pada September 2011 itu akan jatuh ke Bumi pada 2 April 2018.

Di Ketinggian 200 KM, Tiangong-1 Terpantau Melintasi IndonesiaTiangong-1 terpantau melintasi Indonesia. Foto: Dok. LAPAN




Sebelumnya, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menyampaikan objek antariksa disebut jatuh saat sudah mencapai ketinggian 120 kilometer. Ketika itu, hanya dalam beberapa menit Tiangong-1 yang berbobot 8,5 ton, akan pecah dan terbakar.

"Pecahannya akan jatuh di sepanjang orbitnya, pada rentang jarak puluhan hingga ratusan kilometer," demikian klarifikasi Thomas melalui akun Facebook-nya, Rabu (28/3).

Thomas menuturkan, kecepatan jatuh objek antariksa bergantung pada kerapatan atmosfer. Sementara kerapatan atmosfer sendiri dipengaruhi acara Matahari dan medan magnet Bumi.

Variasi acara Matahari yang menjadikan rentang ketidakpastian waktu jatuhnya cukup besar. Tingkat akurasinya akan bertambah dengan makin dekatnya waktu jatuh. Sampai dengan pertengahan Maret, prakiraan waktu jatuh sekitar April, dengan ketidakpastian +/- 7 hari.



Pertama kali diluncurkan pada 29 September 2011, stasiun luar angkasa pertama Negeri Tirai Bambu tersebut mengorbit di ketinggian 350 kilometer.

Ketika itu, Tiangong-1 merupakan muatan dari Long March 2F yang diluncurkan di Jiuquan Satellite Launch Center, China.

Stasiun luar angkasa berbentuk tabung dengan panjang 10,4 meter berdiameter 3,4 meter dan dilengkapi bentengan panel surya di kedua sisinya ini, pernah ditempati para penjelajah antariksa dari China.

Namun semenjak 2016, Tiangong-1 sudah tidak sanggup dikontrol lagi dan mulai turun orbitnya. Stasiun luar angkasa China itu berpotensi jatuh ke Bumi di wilayah pada rentang 43 derajat lintang utara hingga 43 derajat lintang selatan, termasuk Indonesia di dalamnya.

Sumber detik.com

Related Posts